Kumpulan tulisan Muhammad Yasin, Wartawan, Blogger dan pebisnis online

Sabtu, 08 Januari 2011

Iklan Ramalan, Bisnis Basah Minus Etika

Penasaran dengan motif Content Provider (CP) yang menangani iklan-iklan ramalan di televisi, Tim Alhikmah mencoba mencari info via dunia maya. Kata kunci “siapa pemilik Content Provider 9090” coba kami klik di mesin pencari. Muncul salah satunya info tentang PT. Code Jawa, CP yang menangani iklan ramalan Deddy Corbuzier dan Mama Lauren.

Cukup sulit untuk berbicara dengan pihak yang berwenang di Code Jawa. Mereka juga terkesan hati-hati dan menjaga jarak tatkala Alhikmah menghubungi via telepon, pun email. Saat dihubungi via telepon, Jum’at sore(12/12) Alhikmah mendapat kesulitan untuk dapat berbicara langsung dengan Manajer Pemasaran CP tersebut. Setelah kontak telepon beberapa kali lagi, yang ada, kami hanya diterima operator yang  merekomendasikan nama Ika.  Setelah akhirnya mendapatkan nomor kontak tersebut, Alhikmah pun mengadakan janji untuk wawancara via email hari itu juga.

Email pun dikirim dan tidak langsung dijawab. Setelah dikonfirmasi, kabarya akan dijawab pada hari Senin (15/12).

Tiga hari berlalu, Senin (15/12), kami tidak mendapatkan email balasan. Setelah dihubungi kembali melalui telepon, pun tidak mendapat jawaban. Rasa penasaran  yang masih menggelayut dalam benak, membuat Alhikmah terus mencoba mengkonfirmasi kembali tentang email yang dikirim melalui sms berkali-kali untuk sekedar mengingatkan kalau saja terlupa.  Sampai akhirnya pada sore hari pukul 17:58, Alhikmah mendapatkan email balasan. Isinya ternyata bukan jawaban dari pertanyaan Alhikmah, melainkan pernyataan sebagai berikut:
Mon, Dec 15, 2008 at 5:58 PM
Untuk interview hal seperti ini saya harus Tanya k managemen dulu jadi tidak bisa hanya dengan mengirimkan pertanyaan lewat email kemudian di balas, karena ada prosedur yang harus dilalui.

Esok harinya pada pukul 09.41 WIB, Alhikmah pun kemudian mendapat lagi email balasan. Semangat pun timbul untuk segera menuntaskan artikel ini, namun isi dari email tersebut bukanlah jawaban yang Alhikmah tanyakan melainkan pertanyaan balik dari pihak Code Jawa.
Tue, Dec 16, 2008 at 9:41 AM
To: tabloid alhikmah
Oya, sebelumnya tabloid al hikmah dapat info tentang code jawa dari mana ya? Dan latar belakang menulis tentang ramalan apa ya?
Thanks

Kemudian kami pun menjawab pertanyaan tersebut, lalu kembali meminta  kesediaan pihak Code Jawa untuk bersedia diwawancarai.
                                                                                                            Dec 16, 2008 at 10:35 AM
tabloid alhikmah

To: Ika <****@*******.com>
Dari internet, kami melihat fenomena maraknya iklan ramalan ini di TV dan ingin melihat dampaknya di masyarakat. Dari informasi yang didapat ada 70ribu sms yang masuk dalam sepekan, apa yang membuat masyarakat tertarik juga yang ingin dibahas. Jadi kami ingin melihat ini dari berbagai sudut pandang.  saya tunggu jawabannya dan kesediaannya, sebelumnya terimakasih.

Perbincangan via email pun berakhir sampai di sini, kami tunggu hingga sore menjelang, tidak  kunjung mendapat email balasan. Saat dikonfirmasi kembali lewat sms, pun telepon tidak mendapat tanggapan.

Setelah ditelusuri melalui situs resmi Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) www.brti.or.id, ternyata pihak Code Jawa pemilik nomor 9090,  pernah mendapatkan peringatan keras dari Badan tersebut medio September 2008 lalu. PT Code Jawa dianggap menampilkan iklan yang tidak sesuai dengan aturan dan ketentuan yang ada dalam UU No 36/1999 tentang Telekomunikasi dan UU No 8/1999.  

Seperti yang dikutip dari koranjakarta.com diketahui bahwa “Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), pada pertengahan September lalu, menginstruksikan kepada semua operator untuk memberikan peringatan keras kepada tiga penyedia konten (content provider/CP) terkait layanan yang diselenggarakannya. Ketiga CP tersebut adalah PT Code Jawa, PT Kreatif Bersama, dan PT Media 
Kreasindo Utama.

Perlu diketahui, PT Media Kreasindo utama adalah CP dengan nomor akses 9887. Nomor ini juga dapat digunakan untuk mendapatkan ramalan melalui sms dari paranormal Ki Joko Bodo. Sedangkan PT Kreatif Bersama adalah CP dengan nomor akses 9877.

Masih dari berita yang dilansir dari koranjakarta.com, peringatan diberikan sehubungan dengan layanan yang diselenggarakan para CP karena tidak sepenuhnya sesuai dengan isi iklan mereka, dan cenderung hanya bersifat menyedot pulsa. BRTI, dalam situs resminya, mengungkapkan keputusan tersebut diambil setelah melalui proses klarifikasi dan pengecekan terhadap layanan yang diberikan oleh PT Code Jawa sebagai pemilik kode akses (shortcode) 9090, PT Media Kreasindo Utama (9887), dan PT Kreatif Bersama (9877).

Saat menggunakan layanan sms ke nomor akses tersebut, biaya yang dibebankan kepada konsumen adalah 2.000 rupiah. SMS dengan tarif 2.000 rupiah sekali kirim tanpa bisa dihentikan sangat merugikan konsumen karena begitu terdaftar berlangganan, akan bertubi-tubi datang. Pada saat registrasi, konsumen dibebani biaya berlangganan informasi. Metode seperti ini disebut sms premium.

Namun, mulai tahun 2007, metode ini sudah ditinggalkan karena BRTI,  bersama lembaga konsumen dan media massa menyoroti perilaku tidak terpuji tersebut. Setelah usai masa SMS Premium,  yang marak adalah menggunakan media televisi untuk menyelenggarakan layanan SMS kuis atau menyediakan info seputar artis, horoskop, dan lainnya.

Informasi lain kami dapatkan dari perusahaan operator telepon selular  terbesar di Indonesia, Telkomsel. Saat ditemui Alhikmah di kantor Telkomsel di jalan Asia Afrika 131, Bandung, pada jumat (12/12), Widya Granita selaku Humas Telkomsel Jawa Barat, mengungkapkan bahwa operator hanya  menjadi kendaraan bagi  CP dalam hal pengiriman pesan.

Widya juga menegaskan bahwa pihak operator selular tidak berkepentingan dengan isi dari sms yang dikirim dari CP tersebut. “Pihak operator selular hanya memberikan  short number yang dipilih oleh content provider, dengan tujuan agar mudah diingat”

Maraknya  iklan ramalan melalui sms ini dari sudut pandang bisnis dipandang oleh segelintir pebisnis sebagai pemenuhan atas kebutuhan dan permintaan masyarakat itu sendiri. Para pelaku usaha jeli melihat masyarakat Indonesia yang masih percaya dengan takhayul dan ramalan, sebagai jalan pintas solusi ihwal ragam problematika hidup. Tinggal ketik tombol-tombol huruf di telepon seluler, pengguna sudah merasa tahu apa yang akan terjadi di hari depannya.

Islam tegas sekali melarang praktik-praktis semacam ini. Salah satunya dalam surat An-Naml Ayat 65, Allah SWT berfirman: Katakanlah, "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.

Bahkan, Etika Pariwara Indonesia (EPI) yang ada sendiri menyebut bahwa Iklan tidak boleh menimbulkan atau mempermainkan rasa takut, maupun memanfaatkan kepercayaan orang terhadap takhayul. Tapi, seperti begitulah faktaya. Etika tinggal etika, bisnis jalan saja. Masya Allah!

Muhammad Yasin, Mia Gamalia
Diterbitkan oleh Tabloid Alhikmah edisi 30

0 komentar:

Posting Komentar