Kumpulan tulisan Muhammad Yasin, Wartawan, Blogger dan pebisnis online

Senin, 10 Januari 2011

Shiddiq Amien, SMS Ramalan Menyangkut Aqidah

K.H. Drs. Shiddiq Amien. MBA
Ketua Umum PERSIS
Bagaimana menurut Ustadz tentang sms ramalan yang muncul di berbagai stasiun TV?
Menurut saya bukan masalah iklannya tapi ramalannya. Meramal nasib atau masa depan seseorang itu merupakan masalah ghaib, tidak ada yang tahu kecuali Allah. Itu jelas telah dinyatakan dalam surat Lukman ayat terakhir. "Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Lukman ayat 34)

Tentang masalah ghaib itu sendiri, sudah ditegaskan oleh Allah SWT. dalam surat an namal ayat 65 Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan."(An naml : 65)

Orang yang biasa meramal seperti itu biasa dikenal dengan sebutan dukun, para normal, orang pintar ataupun yang lainnya. Di dalam hadits riwayat imam muslim Nabi sudah mengingatkan orang yang datang kepad kahin (dukun) atau arafan (Orang pintar). Beliau Bersabda "Barang siapa yang mendatangi dukun, kemudian dia bertanya sesuatu kepadanya dan ia membenarkannya. Tidak akan diterima sholatnya 40 hari." (H.R. Muslim)

Hadits yang lain juga mengatakan "Dari abu Hurairah ra. dari Nabi Saw berkata “Barang siapa yang datang kepada dukun kemudian membenarkan ucapannya maka sungguh dia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan oleh Nabi Muhammad." (H.R. Abu Daud)

SMS ramalan kan tidak langsung bertemu?
Mengenai sms berarti sama saja, karena sms merupakan media. Kalau memang dia bertanya berarti termasuk dalam kategori tadi.

Bagaimana dengan sikap KPI yang menghentikan iklan Ki Joko Bodo yang menyatakan dirinya “Saya bisa merubah nasib Anda”, sedangkan untuk iklan sms Dedy Corbuzier dan Mama Laurent KPI sendiri hanya menggeser jam tayangnya di atas jam 22.00. Alasannya, pernyataan kedua orang tersebut bersifat konsultasi?

Yang menjadi prinsip bukan kalimat atau ungkapannya, yang penting adalah subtansi. Apakah itu kalimatnya saya bisa merubah atau saya bisa membantu merubah. Selama itu Masih ada kaitannya dengan masalah ghaib tadi, seperti masalah nasib dan masa depan seseorang tidak jauh berbeda dengan dukun.

Pihak siapa saja yang berdosa?
Orang bertanya tentu saja termasuk orang yang telah kufur terhadap wahyu Allah. Sedangkan pelaku sendiri telah disebutkan dalam suatu hadits bahwa ada 6 golongan yang tidak akan masuk surga diantaranya adalah dukun.

Provider sendiri yang menyediakan iklan ramalan bagaimana?
Bagaimanapun kewajiban amar ma’ruf nahyi mungkar adalah kewajiban semua orang. Kalau pemilik provider itu seorang Muslim maka ia memiliki kewajiban tersebut. Kalau ia tidak melakukan tugas itu padahal dia mengetahui tentu saja berdosa. Termasuk kita, masyarakat, pemerintah atau siapa pun juga yang berdiam diri maka akan berdosa.

PERSIS sendiri pernah membuat fatwa tentang iklan ramalan tersebut?
Istilahnya bukan fatwa tetapi mengusulkan kepada Menteri Komunikasi dan Informasi beserta ketua KPI pusat agar segera menghentikan tayangan-tanyangan tersebut. Sebab kalau dibiarkan akan terus bertambah banyak. Mereka sendiri meraup keuntungan yang sangat banyak sekali, disamping membodohi masyarakat, dari segi ekonomi juga sangat merugikan.

Kemungkinan mereka itu meramal atau ujung-ujungnya profit?
Pada akhirnya mereka cari uang juga. Orang menjadi dukun juga sama mencari profit, makanya orang yang datang ke dukun ingin kaya padahal dukunnya miskin. Itu bodoh menurut saya. Kalau dukun bisa membuat orang kaya harusnya dia buat sendirinya kaya terlebih dahulu.

Siapa yang paling dirugikan dari iklan ramalan tersebut dan apa faktornya?
Saya kira menengah ke bawah, orang-oarang yang kaya dan berpikiran rasional tidak akan mau. Faktornya antara lain, factor budaya, factor pemahaman agama yang masih rendah dan mungkin juga factor kemiskinan dan kemalasan. Orang tidak ingin kerja keras, inginnya percaya saja dengan ramalan yang tidak karuan itu.

Apa saran Anda?
Saya menghimbau: Pertama, kepada pihak-pihak yang berwenang terkait dengan masalah ini, baik itu Menkominfo atau KPI untuk segera mengambil langkah preventif. Karena ini menyangkut bukan hanya masalah sosial saja, tetapi sudah menyangkut masalah aqidah yang lebih fundamental yang akan mengganggu ketauhidan seseorang.

Kedua, sesuai dengan anjuran Nabi, kita menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mempercayai iklan ramalan tersebut, karena itu merupakan bohong belaka dan supaya masyarakat tidak terjerumus ke dalam dosa karena sanksinya berat yaitu tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari. Ketiga, kepada para tokoh masyarakat dan para Ulama dihimbau untuk lebih banyak mengingatkan masyarakat melalui mimbar-mimbar dakwah.


Muhammad Yasin
Diterbitkan oleh Tabloid Alhikmah edisi 30

0 komentar:

Posting Komentar